Pendiri bersama Ethereum, Vitalik Buterin, menyarankan minimalisme sebagai kunci keberhasilan pengembangan jaringan layer-2 (L2). Saran ini muncul dalam diskusi mengenai masa depan blockchain layer-1 (L1) yang diinisiasi oleh Jason Chaskin dari Ethereum Foundation. Chaskin berpendapat bahwa sebagian besar L1 pada akhirnya akan bertransformasi menjadi L2 di Ethereum, menunjuk transisi Celo sebagai contoh sukses.
Menurut Chaskin, transisi Celo ke L2 memungkinkan jaringan tersebut mengurangi inflasi, menyederhanakan kodenya, mempercepat waktu blok, dan mengintegrasikan diri dengan Ethereum, yang memiliki komunitas pengembang terbesar di dunia kripto.
Buterin menyetujui pandangan ini dan mengembangkannya, menyatakan bahwa cara terbaik untuk membangun L2 adalah dengan sepenuhnya memanfaatkan kekuatan Ethereum, termasuk keamanan, ketersediaan data, dan resistensi sensor. Ia menyarankan agar jaringan L2 meminimalkan logikanya, cukup dengan berfokus pada sequencer (yang menentukan urutan transaksi) dan prover (yang menghasilkan bukti validitas transaksi).
Pendekatan ini, kata Buterin, dapat mencapai “minimalisasi kepercayaan dan efisiensi” yang dicari oleh pengembang blockchain perusahaan di tahun 2010-an, namun gagal diwujudkan. “Kini, dengan L2 Ethereum, Anda bisa mencapainya,” tulis Buterin. Ia menambahkan bahwa sudah ada contoh sukses di mana fitur L1 melindungi hak pengguna jika terjadi kesalahan di L2.
Komentar Buterin muncul setelah Ethereum Foundation mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan zero-knowledge Ethereum Virtual Machine (zkEVM) ke dalam jaringan dalam waktu satu tahun. Ini menunjukkan pergeseran strategi bagi jaringan blockchain: daripada bersaing, mungkin lebih strategis untuk membangun di atas fondasi Ethereum yang kuat.
