Tether, perusahaan dibalik Stablecoin $USDT, tampaknya tidak ingin hanya dikenal sebagai penerbit Stablecoin terbesar, tetapi juga sebagai perusahaan teknologi yang aktif berinovasi di jaringan blockchain dan teknologi AI.
CEO Tether, Paolo Ardoino, telah mengumukan di X bahwa perusahaan telah menargetkan peluncuran platform berbasis AI pada kuartal pertama 2025. Inovasi ini merupakan visi yang segar bagi perusahaannya, karena adanya adopsi teknologi terbaru ke perusahaan yang sebelumnya fokus pada sektor tradisional Stablecoin.
Tether telah mencatat rekor keuntungan sebesar $5,2 miliar dalam enam bulan pertama 2024, dengan peraihan $4,5 miliar hanya dalam jangka waktu Q1 2024. Ini menunjukkan kuatnya produk $USDT sebagai generator pendapatan pertama mereka, bahkan tanpa adanya inovasi AI sekalipun.
Baru-baru ini Tether juga mengalami sedikit kendala. Sehingga menyebabkan produknya, $USDT delisting dari Coinbase. Hal ini disebabkan karena adanya regulasi baru, MiCA yang belum bisa Tether penuhi. Merespon hal tersebut, Tether telah berencana untuk mendukung proyek StablR, untuk mematuhi regulasi MiCA (Market in Crypto Assets) tersebut.
Langkah Tether untuk mematuhi regulasi asal Eropa tersebut menunjukkan komitmen mereka terhadap regulasi global ditengah persaingan ketat di industri Stablecoin, dimana industri tersebut sudah mulai dimasuki oleh Ripple dengan $RLUSD nya.
Dengan rencana AI ini, Tether ingin memperkuat posisinya sebagai pemain utama, tidak hanya di dunia stablecoin tetapi juga dalam teknologi blockchain dan inovasi AI.