Amerika Serikat secara resmi meluncurkan investigasi terhadap praktik perdagangan digital Brasil, dengan fokus utama pada Pix, sistem pembayaran instan negara tersebut. Sistem ini telah berkembang pesat dan menggeser kompetitor swasta, memicu kekhawatiran di Washington. Penyelidikan yang diumumkan oleh Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, akan mengulas apakah kebijakan digital dan perdagangan Brasil merugikan perusahaan AS secara tidak adil.
Greer menyoroti “hambatan tarif dan non-tarif” yang diberlakukan Brasil, menuduh negara itu memberikan perlakuan istimewa kepada mitra dagang lain sementara merugikan eksportir AS. Selain itu, investigasi juga akan meneliti dugaan penalti terhadap perusahaan teknologi Amerika yang menolak menyensor pidato politik, seperti kasus penangguhan platform X di Brasil pada Agustus 2024.
Pix, yang diluncurkan pada 2020 oleh Bank Sentral Brasil, merupakan sistem pembayaran instan yang memungkinkan transfer dana 24/7 dengan biaya rendah atau gratis. Dengan lebih dari 150 juta pengguna dan diterima di lebih dari 60 juta bisnis, Pix telah menjadi tulang punggung ekonomi digital Brasil, menggantikan metode pembayaran tradisional. AS khawatir Pix menguntungkan sistem pembayaran lokal dan merugikan alternatif Amerika seperti Mastercard dan Visa.
Kekhawatiran AS meluas hingga peran Brasil dalam blok ekonomi BRICS, yang berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan infrastruktur keuangan Barat. BRICS telah mengadopsi “BRICS Pay” untuk memotong SWIFT dan bahkan mempertimbangkan mata uang cadangan bersama, langkah yang memicu kemarahan Presiden Trump dan ancaman tarif 50% pada impor Brasil mulai 1 Agustus.