Pasar saham Amerika Serikat melemah pada Selasa (21/5), menghentikan reli enam hari berturut-turut dari indeks S&P 500.
Dow Jones turun 114,83 poin atau 0,27%, sementara S&P 500 turun 0,39%. Nasdaq Composite juga melemah 0,38% akibat aksi jual di saham-saham teknologi, terutama seperti Nvidia, AMD, Meta, Apple, dan Microsoft.
Sektor teknologi menjadi penekan terbesar, dengan penurunan hampir 0,9%. Pelemahan ini terjadi setelah lima pekan kenaikan yang sempat mendorong S&P 500 naik lebih dari 20% dari titik terendahnya di bulan April, sebagian besar karena sentimen mereda terkait perang dagang pasca pengumuman tarif oleh Presiden Trump.
Namun, kini investor diliputi ketidakpastian.
“Kita sudah melihat kepanikan karena tarif, lalu reli cepat, dan sekarang pasar menunggu kejelasan,” ujar Bill Northey dari U.S. Bank Wealth Management.
Ketegangan juga datang dari pasar obligasi. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 4,48%, dan obligasi 30 tahun sempat menembus 5% untuk hari kedua berturut-turut—level tertinggi sejak November 2023. Lonjakan ini mengikuti penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s akibat defisit anggaran yang terus membengkak.
Para analis menilai, imbal hasil di atas 4,5% mulai menekan valuasi saham. Michael Wilson dari Morgan Stanley menekankan bahwa setiap kali imbal hasil 10 tahun melewati batas tersebut, tekanan terhadap pasar saham pun meningkat.
Sementara itu, saham Tesla naik 2% setelah Elon Musk menegaskan akan tetap menjabat CEO selama lima tahun ke depan.