Minat terhadap stablecoin terus meningkat tajam, dan kini sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Apple, Google, X (sebelumnya Twitter), dan Airbnb mulai mempertimbangkan integrasi aset digital ini ke dalam sistem pembayaran mereka.
Langkah ini dipicu oleh melonjaknya kapitalisasi pasar stablecoin sebesar 90% sejak awal Januari 2024, mencapai $249,3 miliar.
Menurut laporan Fortune pada 6 Juni, perusahaan-perusahaan teknologi tersebut berada pada tahap eksplorasi yang berbeda. Google disebut paling maju, dengan dua transaksi stablecoin yang telah difasilitasi. Airbnb, misalnya, tengah berdiskusi dengan Worldpay untuk menekan biaya transaksi dari kartu kredit. Sementara itu, X sedang menjajaki integrasi stablecoin melalui aplikasi X Money, sejalan dengan ambisi Elon Musk menjadikan X sebagai platform keuangan terintegrasi.
Google menyatakan bahwa mereka menanggapi kebutuhan pelanggan akan pembayaran 24/7 yang efisien dan tengah mengevaluasi stablecoin yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan aman.
Di balik lonjakan adopsi ini, muncul debat panas di Senat AS terkait RUU GENIUS (Guiding and Establishing National Innovation for U.S. Stablecoins Act). RUU ini bertujuan mengatur penerbitan dan penggunaan stablecoin, namun dikhawatirkan akan memberi peluang perusahaan teknologi besar menerbitkan mata uang digital sendiri. Senator Josh Hawley menolak versi saat ini karena dinilai berpotensi menciptakan pesaing dolar AS.
Demokrat dikabarkan tengah menyiapkan amandemen untuk melarang Big Tech menerbitkan stablecoin mereka sendiri, dan memaksa mereka bekerja sama dengan penerbit yang sudah ada seperti Tether atau Circle.