Penulis buku ternama “Rich Dad Poor Dad,” Robert Kiyosaki, kembali membuat pernyataan yang menggemparkan jagat kripto. Ia memperingatkan bahwa “gelembung” aset, termasuk Bitcoin, emas, dan perak, akan segera pecah. Menurut Kiyosaki, inilah saat yang tepat baginya untuk mulai mengakumulasi aset-aset tersebut. Prediksi ini cukup bertolak belakang dengan pandangan mayoritas analis kripto yang cenderung optimistis.
Pernyataan Kiyosaki ini muncul setelah ia sebelumnya merayakan Bitcoin yang berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas $120.000. Saat itu, ia bahkan sempat menyindir pihak-pihak yang belum berinvestasi di aset kripto. Namun, ia juga menekankan pentingnya menghindari investasi berlebihan. Di satu sisi, Kiyosaki sempat mengkritik “clickbait losers” yang terus menakut-nakuti pasar dengan prediksi kejatuhan Bitcoin, mengindikasikan inkonsistensi dalam pandangannya.
Di tengah prediksi pesimis Kiyosaki, banyak pihak yang meragukan keakuratannya. Buletin pasar “Brew Markets” menyoroti bahwa Kiyosaki seringkali salah dalam memprediksi kehancuran pasar saham dan kripto. Joe Burnett, Direktur Strategi Bitcoin, juga menepis anggapan bahwa Bitcoin adalah gelembung, dengan alasan bahwa masih banyak orang yang belum memahami aset dasarnya. Sementara itu, Henrik Andersson, CIO Apollo Capital, menyarankan investor untuk melakukan riset sendiri daripada hanya mendengarkan “influencer.” Fakta menarik lainnya, Bitcoin telah dicap sebagai gelembung dan penipuan setiap tahun sejak awal kemunculannya, namun terus bertahan dan menunjukkan siklus pasar yang berulang setiap empat tahun. Analis memprediksi Bitcoin bisa mencapai antara $130.000 hingga $200.000 sebelum akhir tahun ini, didukung oleh data CoinGlass yang menunjukkan puncak pasar masih jauh.