Peretasan bursa kripto terbesar Iran, Nobitex, pada 18 Juni lalu oleh peretas Israel, Predatory Sparrow, tidak hanya mencuri $90 juta, tetapi juga mengungkap kebenaran yang lebih dalam: ekonomi kripto Iran lebih berfungsi sebagai perpanjangan tangan kekuatan negara daripada pasar bebas.
Laporan TRM Labs pada 17 Juli 2025 menunjukkan kode yang bocor dari Nobitex membeberkan fitur pengawasan tersembunyi, perlindungan VIP untuk elit, dan mobilisasi penambang di saat krisis.
Insiden ini memicu kepanikan, dengan arus keluar dana dari Nobitex melonjak 150% dan volume transaksi anjlok 70% pasca-serangan, menunjukkan hilangnya kepercayaan pengguna. Kode sumber yang bocor mengonfirmasi dugaan bahwa bursa ini dirancang untuk melayani negara dengan ditemukannya modul yang memberikan akses tanpa surat perintah kepada badan keamanan Iran untuk memantau transaksi pengguna.
Lebih mencengangkan, ada pengecualian untuk akun VIP yang terkait dengan rezim. Akun-akun ini dirutekan melalui infrastruktur terpisah dengan modul yang dirancang untuk menghasilkan alamat siluman, mengaburkan transaksi, dan menghindari pengawasan. Arsitektur dua tingkat ini memungkinkan pemerintah memantau transaksi tanpa pengawasan hukum sambil melindungi pengguna elit, menghancurkan citra desentralisasi dan netralitas finansial yang sering digaungkan kripto.
Peretasan ini juga memicu respons tak terduga dari Teheran. Dalam 72 jam pasca-serangan, dompet Bitcoin yang terkait dengan operasi penambangan Iran mulai bergerak, menyalurkan lebih dari $27 juta ke hot wallet baru Nobitex.
Operasi penambangan ini, yang sebagian besar didukung negara, telah menjadi krusial dalam upaya Iran menghindari sanksi dengan mengubah energi bersubsidi menjadi Bitcoin.
Kerusakan sebenarnya mungkin tidak dapat diperbaiki. Penurunan deposit Nobitex sebesar 70% mengindikasikan bahwa warga Iran mulai menarik diri dari bursa yang kini terungkap sebagai alat negara. Krisis kepercayaan ini semakin diperparah dengan larangan perdagangan semalam yang diberlakukan Teheran beberapa hari setelah peretasan, menyebabkan premi USDT melonjak 40% di pasar peer-to-peer. Apa yang dimulai sebagai serangan siber kini telah berkembang menjadi krisis kepercayaan penuh.