Platform peluncuran memecoin berbasis Solana, Pump.fun, kembali menunda lelang tokennya. Penundaan ini terjadi di tengah serangkaian masalah hukum yang membelit serta larangan sementara di media sosial. Awalnya dijadwalkan pada 25 Juni, platform ini berencana mengumpulkan $1 miliar dengan valuasi $4 miliar, namun kini tim berharap lelang dapat terlaksana pada pertengahan Juli.
Penundaan ini, yang merupakan kali kesekian, bertepatan dengan meningkatnya masalah hukum yang dihadapi Pump.fun di berbagai yurisdiksi. Salah satu yang paling menonjol adalah gugatan class action yang diajukan oleh Burwick Law pada 15 Januari. Gugatan tersebut menuduh Pump.fun melanggar undang-undang sekuritas dan terlibat dalam manipulasi pasar. Menurut Max Burwick, pendiri firma hukum tersebut, Pump.fun dituduh secara artifisial menaikkan harga token demi keuntungan sendiri, yang mengakibatkan kerugian besar bagi investor. Ia bahkan menyebut proyek ini sebagai “evolusi pamungkas dari skema multi-level marketing,” yang memangsa individu-individu yang putus asa.
Selain itu, pada Februari lalu, Burwick Law dan Wolf Popper LLP juga mengeluarkan surat peringatan terkait dugaan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Pasalnya, memecoin buatan pengguna di Pump.fun sering menggunakan logo dan nama yang mungkin melanggar kekayaan intelektual individu atau perusahaan. Situasi hukum yang genting ini membuat komunitas berada dalam kondisi siaga tinggi. Pada 16 Juni, akun X (sebelumnya Twitter) Pump.fun dan pendirinya sempat ditangguhkan, meski kemudian dipulihkan beberapa hari kemudian. Meskipun penyebab pasti penangguhan tidak dijelaskan, insiden ini menambah kerumitan bagi Pump.fun di tengah badai hukum yang terus berlanjut.
