Pelaku penipuan phishing terus mengembangkan taktik mereka untuk menipu komunitas kripto. Kali ini, scammers yang mengatasnamakan Ledger, produsen dompet perangkat keras populer, mengirimkan surat fisik melalui Layanan Pos Amerika Serikat (USPS) untuk mengelabui pengguna kripto agar “memvalidasi” dompet mereka. Surat tersebut memuat QR code yang mengarahkan ke situs phishing berbahaya.
Mike Belshe, CEO BitGo, membagikan foto surat palsu itu dan menekankan agar komunitas tidak terkecoh. “Semua ini penipuan, jangan tertipu,” tegas Troy Lindsey, seorang pengguna yang juga menerima surat serupa.
Upaya phishing ini menyoroti kerumitan dan inovasi para scammers dalam memanfaatkan rekayasa sosial. Mereka berusaha mencuri kunci privat, dana, dan data sensitif milik korban yang lengah. Hingga berita ini terbit, Ledger belum memberikan pernyataan resmi mengenai kasus ini meski sudah dihubungi oleh Cointelegraph.
Serangan phishing semacam ini bukan yang pertama di tahun 2025. Pada April lalu, seorang pengguna lanjut usia kehilangan Bitcoin senilai US$330 juta akibat serangan phishing yang dikonfirmasi oleh onchain detektif ZackXBT. “Dua tersangka utama adalah Nina/Mo, seorang operator pusat penipuan di Camden, Inggris, dan rekannya W0rk,” jelasnya.
Tak hanya itu, Coinbase juga menjadi target serangan pada Mei 2025. Penjahat siber memperoleh data pelanggan melalui kebocoran yang melibatkan kontraktor layanan pelanggan. Para peretas menuntut tebusan sebesar US$20 juta, namun Coinbase menolak membayar. Meski data penting seperti kunci privat dan akses akun Coinbase Prime tidak bocor, informasi pribadi seperti nama, alamat, dan kontak pelanggan tetap terekspos.
Pendiri TechCrunch, Michael Arrington, mengecam Coinbase atas kegagalan ini dan memperingatkan potensi risiko kekerasan fisik bagi pelanggan yang datanya bocor. Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa kehati-hatian ekstra sangat penting di dunia kripto.
