Jaringan Monero (XMR), mata uang kripto yang berfokus pada privasi, tengah menghadapi upaya pengambilalihan yang kontroversial oleh Qubic, sebuah mining pool dan jaringan kripto yang dipimpin oleh salah satu pendiri Iota, Sergey Ivancheglo. Qubic secara terbuka mengakui sedang mengkoordinasikan upaya untuk mendapatkan kontrol mayoritas atas hashrate Monero, memicu kekhawatiran besar di komunitas Monero terkait sentralisasi hashrate dan potensi ancaman terhadap integritas jaringan.
Pada 30 Juni lalu, Qubic mengumumkan telah mulai memberi insentif kepada penambang CPU Monero melalui jaringannya sendiri. XMR yang ditambang akan digunakan untuk mendanai pembelian kembali (buyback) dan pembakaran token untuk ekosistem Qubic. Ivancheglo menjelaskan bahwa setelah menguasai sebagian besar hashrate jaringan Monero, Qubic akan menolak blok yang ditambang oleh pool lain, yang secara efektif akan membuat penambangan XMR hanya menguntungkan atau efektif melalui pool Qubic.
Namun, upaya ini tidak berjalan mulus. Setelah komunitas Monero menyadari adanya indikasi pengambilalihan, hashrate Qubic anjlok drastis dari posisi teratas ke peringkat ketujuh dalam daftar mining pool Monero, menurut data MiningPoolStats. Meski demikian, Ivancheglo menyatakan bahwa Qubic akan berhenti melaporkan hashrate-nya mulai minggu depan, membuat upaya pemantauan menjadi lebih sulit dan meningkatkan kekhawatiran tentang “fase operasi rahasia”.
Analis Dan Dadybayo dari Unstoppable Wallet menjelaskan bahwa dengan menguasai 51% hashrate, Qubic dapat membatalkan blok, menolak transaksi, menunda konfirmasi, menekan kompetisi, dan bahkan memaksakan perubahan protokol. Ivancheglo sendiri telah menyarankan pengguna Monero untuk mengantisipasi blok yang terbatalkan dan hanya menerima transaksi setelah 13 konfirmasi. Meskipun Qubic mengklaim tidak berniat merugikan Monero, sentralisasi hashrate selalu berisiko tinggi.