Perusahaan investasi Jepang, Metaplanet, kembali menggebrak pasar kripto dengan menambah kepemilikan Bitcoin senilai Rp2 triliun (US$129 juta). Dengan pembelian terbaru pada 12 Mei 2025, Metaplanet kini memiliki 6.796 Bitcoin, melampaui cadangan Bitcoin negara El Salvador yang sebanyak 6.714 Bitcoin.Total nilai kepemilikan Metaplanet kini mencapai Rp11 triliun (US$707 juta), dengan harga beli rata-rata US$91.000 per Bitcoin.
CEO Metaplanet, Simon Gerovich, mengungkapkan kebanggaannya melalui X, menyatakan, “Dari awal yang sederhana hingga menyaingi negara, kami baru memulai.” Perusahaan yang terdaftar di bursa Tokyo ini memulai strategi akumulasi Bitcoin sejak April 2024 dan kini menjadi pemegang Bitcoin terbesar di Asia serta peringkat sepuluh dunia, menurut BiTBO.
Pembelian terbaru melibatkan 1.241 Bitcoin dengan harga US$101.843 per koin, menjadi pembelian termahal dalam sejarah perusahaan.Sepanjang 2025, Metaplanet semakin agresif, dengan total pembelian mencakup 5.555 Bitcoin pada 7 Mei dan puluhan ribu Bitcoin lainnya sepanjang Maret dan April. Laporan terbaru juga mencatat Bitcoin Yield perusahaan mencapai 38% untuk kuartal ini, setelah 95,6% pada kuartal pertama 2025.
Sementara itu, spekulasi pembelian Bitcoin baru juga muncul dari Michael Saylor, pendiri Strategy, yang mengisyaratkan akuisisi melalui unggahan di X. Langkah Metaplanet ini menegaskan tren korporasi yang kian serius menjadikan Bitcoin sebagai aset strategis.
Saat ini, Bitcoin milik El-Salvador adalah sebanyak 6.174,18 $BTC selisih dengan Metaplanet sejauh 662 Bitcoin, menunjukkan penguatan Bitcoin sebagai aset investasi bagi institusi dan negara.