Seorang penyelidik kripto terkenal, ZachXBT, kembali mengingatkan perlunya hukuman yang lebih tegas bagi pelaku kejahatan SIM swapping dan rekayasa sosial, terutama jika melibatkan pencurian aset digital bernilai fantastis. Komentar ini muncul usai ia mengulas kasus Cameron Redman, seorang remaja asal Kanada yang pada 2020 berhasil mencuri mata uang kripto senilai $37 juta.
Saat berusia 17 tahun, Redman melakukan serangan SIM swap yang menargetkan korban Josh Jones. Ia berhasil merampok sekitar 60.000 Bitcoin Cash dan 1.547 Bitcoin. Hasil investigasi ZachXBT mengungkap bahwa Redman memanfaatkan metode pencucian uang yang rumit, seperti memecah transaksi ke dalam jumlah kecil ke berbagai bursa terpusat dan menggunakan layanan mixing seperti Chip Mixer dan Crypto Mixer. Dari total yang dicuri, hanya sekitar $5,4 juta yang berhasil dipulihkan, sementara sisanya masih hilang.
ZachXBT mengecam kebijakan hukum yang terlalu lunak terhadap pelaku di bawah umur di Kanada dan Uni Eropa. Menurutnya, aturan ini memberi ruang bagi pelaku untuk lolos dari hukuman setimpal. Dia juga mengkritik kebijakan penyembunyian identitas bagi pelaku kejahatan siber muda, dengan tegas menyatakan bahwa ia tetap mempublikasikan nama lengkap mereka demi transparansi.
Kasus Redman kembali menjadi sorotan setelah keterlibatannya terendus dalam serangan phishing dan pembajakan akun X baru-baru ini, yang menargetkan beberapa proyek NFT. ZachXBT menilai, dengan nilai kejahatan sebesar ini, tak ada alasan nama Redman harus dilindungi.