Teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (AI) kian terintegrasi, dan menurut laporan terbaru World Economic Forum (WEF), sinergi ini bisa mendorong pertumbuhan besar di sektor jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN). Pasar DePIN, yang saat ini bernilai sekitar $30–50 miliar, diperkirakan akan meroket menjadi $3,5 triliun pada tahun 2028.
DePIN adalah konsep baru yang menggabungkan infrastruktur fisik berbasis komunitas dengan teknologi blockchain. Dalam sistem ini, pengguna dapat menyumbangkan sumber daya seperti data atau perangkat keras dan mendapatkan imbalan dalam bentuk kripto. Pertumbuhan DePIN dipicu oleh munculnya AI fisik terdesentralisasi (DePAI), yang memungkinkan AI berinteraksi langsung dengan infrastruktur fisik tanpa ketergantungan pada data terpusat.
Berbeda dengan model AI tradisional yang bergantung pada data dari satu sumber besar, DePAI memanfaatkan aktivitas harian pengguna sebagai input pembelajaran mesin (machine learning). Hal ini menciptakan model AI yang lebih kontekstual dan relevan secara lokal.
Beberapa aplikasi seperti Bittensor dan Threefold menjadi contoh nyata potensi DePIN. Bittensor mendukung pengembangan model AI terdesentralisasi, sedangkan Threefold menawarkan identitas digital mandiri untuk pengguna Web3.
Carlos Lei Santos, CEO Uplink, bahkan menyatakan bahwa perusahaan senilai $1 triliun berikutnya kemungkinan besar akan berasal dari sektor DePIN karena meningkatnya kebutuhan terhadap konektivitas nirkabel terdesentralisasi.
WEF menyimpulkan bahwa DePIN bisa menjadi fondasi masa depan komputasi global yang lebih tangguh dan inklusif.