Ketua DPR AS, Mike Johnson, menolak menjawab pertanyaan terkait daftar tamu dalam makan malam kripto yang diadakan oleh Donald Trump, di tengah seruan Demokrat untuk penyelidikan Departemen Kehakiman (DOJ). Dalam wawancara dengan CNN pada 25 Mei, Johnson mengaku tidak tahu-menahu soal makan malam yang digelar pada 22 Mei itu dan enggan berkomentar lebih lanjut.
“Saya sama sekali tidak tahu tentang makan malam itu. Saya sibuk minggu ini mengurus anggaran federal,” ujar Johnson. Ia menambahkan bahwa menurutnya Trump adalah “presiden paling transparan” dalam sejarah dan “tidak punya apa pun yang disembunyikan.”
Demokrat menuntut daftar tamu makan malam tersebut dirilis, khawatir bahwa Trump mungkin menerima investasi asing yang melanggar undang-undang suap federal dan Klausul Emolumen Konstitusi AS. Berdasarkan laporan Bloomberg, mayoritas tamu yang hadir diduga merupakan warga asing, termasuk CEO Tron kelahiran Tiongkok, Justin Sun, yang dikenal sebagai pendukung besar platform kripto Trump, World Liberty Financial.
Selain Sun, CEO BitMart, Sheldon Xia, dan pengusaha kripto Australia, Kain Warwick, juga dilaporkan hadir. Warwick bahkan mengaku membeli cukup banyak token $TRUMP untuk masuk dalam 25 besar pemegang koin.
Senator Elizabeth Warren, yang dikenal vokal mengkritik kripto, menyebut acara itu sebagai “pesta pora korupsi.” Demokrat juga telah mengajukan RUU “Stop TRUMP in Crypto Act” pada 22 Mei, yang bertujuan mencegah Trump dan keluarganya mengambil keuntungan dari bisnis kripto selama masa jabatan.
RUU ini mendapat dukungan dari 14 anggota parlemen lain, termasuk Nydia Velázquez dan Brad Sherman, sebagai bentuk protes atas keterlibatan Trump dalam beberapa proyek kripto yang dinilai menambah kekayaan pribadinya hingga ratusan juta dolar.