Gedung Putih mengumumkan adanya “kemajuan substansial” dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China pada 11 Mei 2025, namun tanpa pengumuman resmi soal kesepakatan, investor masih diliputi keraguan. Menurut pernyataan resmi, rincian lebih lanjut akan diungkap pada 12 Mei.Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut perundingan berjalan produktif, tetapi tidak menyebut kata “kesepakatan” secara eksplisit.
Sementara itu, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer hanya menyebutkan adanya potensi kesepakatan tanpa merinci substansinya, membuat pelaku pasar semakin skeptis.
Ketidakpastian ini diperparah oleh kebijakan tarif era Presiden Donald Trump yang terus berubah-ubah. Meskipun pasar keuangan dan aset digital sempat pulih dari guncangan awal akibat tarif dagang yang diberlakukan, investor tetap was-was untuk berinvestasi di aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto.Pada April 2024 lalu, pemerintahan Trump sempat mengecualikan produk teknologi seperti ponsel pintar dan chip prosesor dari tarif, namun sehari kemudian, Menteri Perdagangan Howard Lutnick mencabut pengecualian tersebut, menyatakan bahwa kebijakan itu hanya bersifat sementara hingga rezim tarif komprehensif ditetapkan.
Ketiadaan kebijakan dagang yang jelas memicu kritik bahwa tarif ini justru menciptakan kekacauan di pasar keuangan dan ekonomi global.
Pelaku pasar kini terus memantau perkembangan perundingan AS-China, berharap adanya kejelasan yang dapat meredakan ketegangan dagang dan menstabilkan pasar aset, termasuk kripto.