Kejaksaan Amerika Serikat di Seattle sedang berupaya menyita aset kripto senilai $7,1 juta yang terkait dengan skema investasi bodong. Langkah ini diambil dengan tujuan mendistribusikan dana tersebut kepada para korban penipuan. Kripto tersebut disita oleh Homeland Security pada Desember lalu, diduga kuat berasal dari skema investasi minyak dan gas palsu yang meraup keuntungan haram.
Kantor Kejaksaan AS di Seattle pada hari Selasa menyatakan telah mengajukan gugatan perdata untuk menyita sebagian dari total $97 juta yang berhasil dikumpulkan oleh skema penipuan yang beroperasi antara Juni 2022 hingga Juli 2024 ini. Teal Luthy Miller, Plt. Jaksa Agung AS untuk Seattle, menjelaskan bahwa para pelaku penipuan memindahkan dana hasil kejahatan mereka melalui berbagai akun kripto untuk mencoba mencuci uang yang dicuri dari korban.
Akun-akun kripto yang menjadi target penyitaan ini diduga milik individu-individu di Rusia dan Nigeria yang menggunakan dana korban untuk membeli kripto dan mengirim sebagian ke bursa di negara asal mereka. Salah satu yang didakwa, Geoffrey Auyeung, dituduh menerima sebagian besar dana dari skema penipuan ini. Ia diduga membeli Bitcoin, Tether, USDC, dan Ether dengan dana curian dan mengirimkannya ke Binance. Saat penangkapannya, pihak berwenang menyita hampir $2,3 juta dari rekening banknya.
Departemen Kehakiman mengklaim investor diiming-imingi keuntungan besar melalui skema investasi fasilitas penyimpanan tangki minyak yang akan disewakan. Namun, setelah korban mengirimkan uang, para pelaku diduga langsung menghilang. Jaksa telah mengidentifikasi korban yang tertipu senilai $17,9 juta dan berharap lebih banyak korban akan melapor. Jika pengadilan menyetujui penyitaan $7,1 juta, total dana yang berhasil dipulihkan akan mencapai $9,4 juta yang akan didistribusikan kepada korban.
