Coinbase kembali menjadi sorotan setelah terungkap bahwa hampir 70.000 pengguna terkena dampak kebocoran data besar-besaran yang baru diketahui enam bulan setelah kejadian.
Informasi ini diungkap dalam pengajuan resmi oleh firma hukum Latham and Watkins LLP kepada Jaksa Agung negara bagian Maine, Amerika Serikat.
Menurut dokumen tersebut, pelanggaran keamanan terjadi pada 26 Desember 2024, namun baru disadari pada 11 Mei 2025. Sebanyak 69.461 pengguna terdampak, termasuk 217 warga Maine. Insiden ini memicu kerugian sekitar $400 juta, termasuk dari penipuan rekayasa sosial dan biaya pemulihan.
Peretas dilaporkan berhasil membobol sistem dengan cara menipu beberapa staf layanan pelanggan Coinbase untuk menyerahkan data terbatas seperti nama, kontak, dan alamat fisik pelanggan. Setelah memperoleh data tersebut, pelaku mencoba memeras Coinbase dengan tuntutan tebusan sebesar $20 juta, namun ditolak oleh perusahaan.
Coinbase telah memecat kontraktor yang terlibat dan menjanjikan kompensasi bagi pengguna yang terdampak. Meski demikian, harga saham perusahaan anjlok 7% setelah kabar ini mencuat (pada 15 Mei).
Insiden ini kembali menyalakan perdebatan seputar praktik pengumpulan data Know Your Customer (KYC) yang dinilai meningkatkan risiko bagi pengguna kripto. Bahkan, tokoh penting seperti Roelof Botha dari Sequoia Capital juga dilaporkan menjadi korban.
“Ini adalah investigasi lanjutan dari pemerintahan sebelumnya tentang metrik yang kami hentikan pelaporannya dua setengah tahun yang lalu, yang sepenuhnya diungkapkan kepada publik,” kata kepala petugas hukum Coinbase, Paul Grewal.
“Kami juga mengungkapkan, dan terus mengungkapkan metrik yang lebih relevan dari ‘pengguna yang bertransaksi bulanan’ jumlah orang yang menggunakan platform kami pada bulan tertentu,” katanya sebelum menambahkan juga:
“Meskipun kami sangat yakin bahwa penyelidikan ini tidak boleh dilanjutkan, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan SEC untuk menyelesaikan masalah ini.”
Departemen Kehakiman AS telah membuka penyelidikan, namun belum memberikan update hingga 21 Mei.