Kaia, blockchain hasil merger Klaytn dan Finschia yang didukung raksasa teknologi Kakao, mengumumkan rencana peluncuran stablecoin yang dipatok pada mata uang won Korea Selatan. Langkah ini menjadi bagian dari gelombang optimisme kripto yang menguat sejak pelantikan Presiden Lee Jae-myung, yang dikenal pro-kripto.
Rencana stablecoin ini selaras dengan janji kampanye Lee yang mendukung adopsi aset digital. Meski konstitusi Korea Selatan memberikan hak eksklusif pencetakan mata uang kepada bank sentral (Bank of Korea), pemerintahan Lee melalui Partai Demokrat kini mendorong inovasi sektor swasta.
Anggota parlemen Min Byoung-dug tengah menyiapkan “Digital Asset Basic Act” yang akan menjadi fondasi hukum bagi stablecoin dan industri aset digital.
Tak hanya komunitas kripto, investor tradisional pun turut antusias. Saham perusahaan pembayaran seperti Kakao Pay dan Danal melonjak hampir 30% dalam sehari setelah berita ini beredar. Lonjakan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap percepatan regulasi stablecoin.
Kakao Pay, dengan layanan dompet digital dan sistem pembayaran QR yang luas, dipandang sebagai pihak yang sangat diuntungkan jika stablecoin won terealisasi.
Sementara itu, keputusan pengadilan Seoul yang menunda persidangan Presiden Lee karena kekebalan konstitusional membuka jalan lebih lapang bagi pemerintah untuk mendorong agenda kripto tanpa gangguan politik besar.
Dengan dukungan politik dan korporasi kuat, stablecoin berbasis won kini berada di ambang realisasi yang nyata di Korea Selatan.