Pasar gelap (darknet marketplace) kripto Huione dilaporkan masih beroperasi dan bahkan berkembang, kendati situs web dan saluran Telegram-nya telah ditutup. Sebelumnya, pada 13 Mei, Haowang Guarantee (sebelumnya Huione Guarantee) menyatakan akan menghentikan operasi setelah ribuan akun dan saluran terkait mereka diblokir oleh Telegram. Namun, laporan terbaru dari Chainalysis justru menunjukkan hal sebaliknya: aktivitas terkait pasar gelap ilegal ini tidak menunjukkan penurunan yang signifikan sejak “penutupan” tersebut.
Data Chainalysis mengungkapkan bahwa platform ini terus memproses transaksi bernilai miliaran dolar, menandakan sebuah sistem yang sangat tangguh dan beroperasi independen dari infrastruktur yang terlihat di publik. Fenomena ini juga terjadi setelah Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) AS mengusulkan larangan akses Huione Group ke sistem perbankan Amerika, menuduh perusahaan tersebut membantu Lazarus Group, grup yang didukung Korea Utara, dalam pencucian kripto.
Meskipun biasanya bank-bank AS akan segera memutuskan hubungan untuk menghindari risiko regulasi, Huione terbukti sangat tangguh terhadap upaya otoritas. Chainalysis bahkan mencatat bahwa volume transaksi tidak hanya tidak menurun setelah pengumuman FinCEN, tetapi justru meningkat. Laporan TRM Labs pada 30 Mei juga menguatkan hal ini, menyatakan Huione Group masih mengoperasikan saluran untuk vendor VIP-nya dan telah menerima setidaknya $81 miliar dalam kripto sejak 2021, jauh melampaui pasar gelap Rusia, Hydra marketplace.
Huione, yang merupakan pusat berbagai aktivitas kriminal siber seperti penipuan “pig butchering,” penipuan umum, dan peretasan siber, menunjukkan bahwa upaya penegakan hukum memerlukan pendekatan baru. Chainalysis menyarankan strategi penegakan hukum multi-vektor yang berkelanjutan untuk mengatasi jaringan kompleks yang mendukung operasi ilegal semacam ini.