Fenomena Kripto di Korea Selatan: Harapan Terakhir Generasi Muda

Popularitas kripto di Korea Selatan melonjak signifikan, dengan lebih dari 16 juta pengguna pertengahan Maret lalu, atau sekitar 30% dari populasi. Namun, menurut Eli Ilha Yune, chief product officer di Anzaetek, fenomena ini didorong oleh keputusasaan ekonomi generasi muda, bukan antusiasme terhadap teknologi blockchain. Yune menjelaskan dalam panel “Asia Insights” di German Blockchain Week bahwa banyak “trader kripto di Korea” mencari “uang cepat” karena kesulitan finansial.

Situasi ini bertolak belakang dengan pandangan umum di Barat yang melihat kripto sebagai investasi jangka panjang atau bagian dari ekosistem Web3. Sementara itu, Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Lee Jae-myung, berencana mengintegrasikan aset digital ke dalam sistem keuangan, termasuk dukungan untuk penerbitan stablecoin domestik.

Tingginya minat generasi muda terhadap kripto juga tercermin dalam Laporan Kekayaan Korea 2025, yang menunjukkan kaum “muda kaya” memiliki aset kripto tiga kali lebih banyak dibanding kelompok usia di atas 45 tahun. Namun, Yune menegaskan bahwa motivasi utamanya bukanlah keyakinan mendalam pada potensi kripto. Tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda (6,6% untuk usia 15-29 tahun pada Mei) menjadi salah satu pemicu utama.

Selain itu, investasi saham dianggap kurang menguntungkan, dan harga properti yang melambung tinggi (harga median apartemen di Seoul mencapai $689.000 dengan rasio harga-pendapatan 15,2) membuat kaum muda sulit memiliki rumah. Akibatnya, kripto menjadi pilihan terakhir bagi mereka. Yune menyimpulkan, banyak dari investor muda ini bahkan tidak terlalu memahami infrastruktur atau teknologi di balik kripto.

Previous Article

Coinbase Resmi Beroperasi di Eropa dengan MiCA, Pilih Luksemburg Jadi Pusat

Next Article

Peluang ETF Kripto Solana, XRP, dan Litecoin Disetujui Meningkat Drastis!

Berlangganan Newsletter

Dapatkan update kripto terbaru langsung di email Anda
Pure inspiration, zero spam ✨