Ethena Labs mengumumkan dirinya akan meluncurkan stablecoin sintetisnya yang bernama USDe pada 16 Desember 2024 kemarin, 12 Desember di saat mereka mencapai ATH market capnya di angka $5,73 mililar.
Ethena Labs, yang dibangun di atas jaringan Ethereum ini menjelaskan pada platform X mereka, bahwa peluncuran Stablecoin USDe ini akan dipatok dengan harga dolar AS. Ini berbeda dengan USDT, dan USDC, yang digunakan sebagai media transaksi. USDe ini didesain sebagai aset penghasil imbal hasil.
Syntetic USDe memiliki perbedaan dari stablecoin lainnya. Ethena Labs meluncurkan USDe tidak menggunakan fiat sebagai cadangan seperti pada stablecoin yang lain, tetapi USDe menghasilkan imbal hasil dari staking Ethereum.
Model tersebut akan menghindari pengaruh negatif dari biaya pendanaan short untuk ETH. Dengan demikian, pemegang USDe dapat menikmati hasil tahunan hingga 29%. Kombinasi model hasil berlapis ini menjadikan USDe sebagai instrumen keuangan dengan imbal hasil tinggi di ranah keuangan terdesentraliasi (DeFi).
USDe Akan Menjadi Stablecoin Terbesar Ke-Tiga
USDe menarik minat pengguna dengan cepat hingga mendorongnya menjadi stablecoin berbasis dolar AS terbesar ke tiga dengan kapitalisasi pasar sebesar $4,7 miliar. Meskipun, jika dibandingkan dengan USDT dan USDC masing masing memiliki market cap $135 miliar dan $40 miliar.
Keberlanjutan USDe Dipertanyakan
Dibalik petumbuhan USDe yang sangat diminati pasar karena keuntungannya, banyak kritikus yang membandingkan mode USDe dengan Terra-Luna yang bangkrut pada 2022 karena modelnya tidak bisa berkelanjutan. Keruntuhan Terra-Luna terjadi karena mereka tidak mampu mempertahankan nilai patokan dollar AS karena pasar yang bearish.
USDe menggunaka strategi trading delta-netral, ini berarti mereka menyeimbangkan posisi longdan short BTC dan ETH untuk menjaga stabilitas dan hasilnya.
Masalahnya, Ethena menggunakan CEX untuk melindungi posisi long stETH mereka.
Artinya jika CEX tersebut gagal beroprasi, posisi ini bisa menyebabkan unrealised loss/ profit.
Menurut Andre Cronje, CTO Fantom Foundation, model USDe hanya akan berhasil saat pasar bullish saja. Namun jika pasar bearish, maka tingkat pendanaan akan menjadi negatif. Itu akan menyebabkan hasil imbal USDe dapat menurun drastis.
Selain itu, semakin berkembangnya kripto, menurutnya margin keuntungannya akan semakin menyempit. Yang tentunya akan mengurangi reward dari USDe.
“Seperti halnya Terra-Luna, model ini bekerja hingga suatu saat tidak lagi berfungsi,” tambah Cronje.
Every so often we see something new in this space. I often find myself on the mid curve for an extensive amount of time. I am comfortable here. That being said, there have been events in this industry I wish I was more curious about, there have also been events I definitely did…
— Andre Cronje (@AndreCronjeTech) April 3, 2024
Para ahli menyarankan agar pengguna hati-hati. Sementara USDe adalah hal yang menarik dengan adanya imbal hasil yang tinggi. Namun keberlanjutannya masih menjadi pertanyaan besar. Terutama jika kondisi pasar tidak mendukung.