Bitcoin baru-baru ini mencatat dominasi perbincangan di media sosial hingga 43%, bertepatan dengan rekor harga tertinggi barunya. Fenomena ini, menurut platform sentimen Santiment, dapat menjadi sinyal puncak lokal dan potensi koreksi jangka pendek, namun juga mengindikasikan peluang beli yang menarik. Analis Santiment, Brian Quinlivan, menjelaskan bahwa lonjakan obrolan sosial ini terjadi saat nilai pasar Bitcoin melampaui $123.100 untuk pertama kalinya dalam sejarahnya selama lebih dari 17 tahun.
Quinlivan berpendapat tentang ini, bahwa lonjakan diskusi ini menunjukkan banyaknya trader ritel yang mengalami FOMO (Fear Of Missing Out), berbeda dengan pandangan beberapa pihak yang menyebut investor ritel belum banyak masuk pasar. Meskipun sentimen positif melambung, sejarah menunjukkan bahwa lonjakan perhatian di media sosial terhadap Bitcoin seringkali diikuti oleh penurunan harga. Quinlivan menyarankan untuk menunggu euforia mereda guna menemukan titik masuk yang optimal. Peringatan serupa pernah disampaikannya pada 11 Juni dan 7 Juli, di mana optimisme trader yang tinggi diikuti oleh penurunan harga Bitcoin.
Namun, tidak semua analis sependapat. Analis CryptoQuant, Axel Adler Jr., menyoroti absennya sinyal puncak Bitcoin yang biasanya muncul saat pasar terlalu panas, mengindikasikan bahwa puncak pasar belum tercapai. Sementara itu, Michael Harvey, kepala perdagangan Galaxy Digital, memprediksi fase konsolidasi singkat setelah kenaikan signifikan Bitcoin, namun tidak menutup kemungkinan kenaikan lebih lanjut sebelum akhir Juli.