Desentralisasi infrastruktur jaringan telekomunikasi menghadirkan peluang finansial baru bagi usaha kecil dan perusahaan besar, menurut Frank Mong, COO Nova Labs, pengembang Helium Network. Dalam wawancaranya dengan Cointelegraph di ajang Consensus 2025 di Toronto, Kanada, Mong menjelaskan bagaimana bar, restoran, dan toko kelontong bisa memperoleh pendapatan tambahan dengan menjadi tuan rumah hotspot nirkabel untuk memperluas jangkauan jaringan.
“Untuk membangun satu menara jaringan, perusahaan telekomunikasi perlu merogoh kocek hingga US$300.000. Namun, dengan pendekatan Helium, siapa saja yang memiliki jaringan Wi-Fi stabil bisa berbagi jaringan secara aman, dan perusahaan besar seperti AT&T pun bisa memanfaatkan data telemetrinya,” ungkap Mong.
Desentralisasi jaringan fisik seperti Helium Network menjadi bukti bagaimana teknologi blockchain menghadirkan manfaat nyata. Selain membuat infrastruktur lebih tahan terhadap pemadaman dan gangguan, jaringan ini juga membantu menekan biaya operasional operator besar sekaligus memperluas jangkauan layanan di area yang sebelumnya minim sinyal.
Pada Januari 2024, Nova Labs mengumumkan kerja sama strategis dengan Telefónica untuk memperluas jangkauan di zona gelap dan mengurangi kemacetan jaringan. Terbaru, pada April 2025, Helium menggandeng AT&T untuk memberikan akses otomatis kepada pengguna AT&T yang berada dalam cakupan hotspot Helium.
Data terbaru dari Helium Network menunjukkan bahwa Amerika Serikat menjadi pusat dengan 95.272 hotspot aktif, sementara secara global ada lebih dari 284.000 hotspot IoT yang tersebar di berbagai negara. “Apa yang kami lakukan di Amerika Serikat dan Meksiko seharusnya menjadi model global,” kata Mong.
Saat ini, Nova Labs fokus memperluas cakupan jaringan melalui kolaborasi dengan operator telekomunikasi di wilayah baru. Langkah ini diharapkan memperkuat ekosistem jaringan yang lebih terdesentralisasi dan inklusif.