Lobby grup kripto, DeFi Education Fund (DEF), secara resmi mendesak Komite Perbankan Senat Amerika Serikat untuk merevisi rancangan undang-undang (RUU) pasar kripto kunci. Dalam sebuah surat, DEF menyoroti RUU “Responsible Financial Innovation Act of 2025” (RFA) yang menurut mereka harus lebih netral secara teknologi dan tidak membebani inovasi DeFi. Permintaan ini bertujuan untuk memperkuat perlindungan bagi para pengembang kripto dari regulasi yang tidak sesuai bagi perantara keuangan. DEF, yang mewakili anggota penting seperti a16z Crypto, Uniswap Labs, dan Paradigm, menekankan pentingnya hak swa-simpan (self-custody) bagi semua warga Amerika dan menyerukan agar regulasi hanya menargetkan kejahatan keuangan tanpa menghambat inovasi.
Menambahkan kritik, DEF juga meminta pembaruan panduan dari FinCEN, menyoroti kasus pengembang Tornado Cash, Roman Storm. Mereka berargumen bahwa teknologi yang murni non-kustodial dan non-pengendali tidak seharusnya diatur sebagai lembaga keuangan. Selain itu, DEF mendesak adanya undang-undang federal yang mengungguli hukum negara bagian, untuk memastikan perlindungan yang konsisten bagi pengembang kripto di seluruh AS. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah lembaga keuangan tradisional mengeksploitasi fragmentasi regulasi demi membungkam kompetisi.
Secara terpisah, a16z Crypto juga mengajukan tanggapan yang kritis. Firma modal ventura itu memperingatkan bahwa RUU tersebut berpotensi merusak perlindungan investor dengan menciptakan celah berbahaya, terutama dalam penanganan “aset tambahan” (ancillary assets). A16z berpendapat bahwa definisi baru untuk aset ini tidak sejalan dengan hukum sekuritas AS yang ada, khususnya uji Howey, dan berisiko memungkinkan orang dalam untuk menjual token kepada publik tanpa pengawasan regulasi. Sebagai gantinya, a16z mengadvokasi model “komoditas digital” dengan persyaratan desentralisasi yang jelas, yang dinilai lebih sesuai untuk industri ini.
 
			 
						 
			 
										 
										