Laporan terbaru dari Bitget, SlowMist, dan Elliptic mengungkap ancaman serius yang ditimbulkan oleh deepfake AI terhadap ekosistem kripto. Kejahatan siber kini semakin canggih, memanfaatkan rekayasa sosial yang diperkuat oleh kecerdasan buatan untuk menipu para korban. Di tahun 2024, hampir 40% penipuan bernilai tinggi melibatkan teknologi deepfake, sering kali mengeksploitasi rasa percaya, ketakutan, atau keserakahan.
Modus operandi para penipu ini beragam, mulai dari penggunaan video AI yang menampilkan tokoh terkenal seperti Elon Musk untuk mempromosikan proyek-proyek palsu, hingga deepfake yang digunakan untuk melewati sistem KYC atau bahkan memancing korban ke dalam panggilan Zoom phishing. Penipuan juga menyasar pasar kerja, di mana penipu menyamar sebagai perekrut dan meminta calon karyawan mengunduh file yang ternyata berisi virus Trojan untuk mengambil alih komputer korban.
Untuk melindungi diri dari ancaman ini, SlowMist menyarankan beberapa langkah penting. Pertama, selalu skeptis terhadap konten promosi di media sosial, terutama yang menawarkan pekerjaan, bot trading ChatGPT, atau keuntungan staking yang terlalu tinggi. Penipuan rekayasa sosial sering menciptakan rasa urgensi palsu, jadi selalu luangkan waktu untuk mempertimbangkan apakah suatu penawaran terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Verifikasi informasi melalui situs web resmi atau sumber berita terpercaya, terutama untuk video tokoh publik yang mempromosikan peluncuran kripto. Hindari mengklik tautan atau mengunduh file dari obrolan grup atau komentar media sosial yang mencurigakan.