Fenomena Bitcoin yang merambah budaya populer kian tak terbendung. Buktinya, musisi hip-hop ternama, Drake, secara gamblang menyisipkan referensi Bitcoin (BTC) dalam lirik lagu terbarunya yang berjudul “What Did I Miss?”, dirilis Sabtu lalu. Ini bukan kali pertama Drake menunjukkan ketertarikannya pada aset digital ini; sebelumnya ia pernah bertaruh $1 juta dalam BTC pada Super Bowl 2022.
Dalam lagu tersebut, Drake menyamakan volatilitas pasar kripto dengan pengalamannya sendiri: “I look at this shit like a BTC, could be down this week, then I’m up next week.” Lirik ini secara implisit menunjukkan bagaimana fluktuasi harga Bitcoin yang khas kini menjadi analogi yang mudah dipahami oleh khalayak luas.
Referensi Bitcoin dalam karya seni populer seperti lagu dan acara televisi menandakan bahwa aset digital ini semakin diterima dan bergerak menuju adopsi massal. Menurut laporan dari River, perusahaan jasa keuangan BTC, per Maret 2025, sekitar 4% populasi global telah memegang BTC. Angka ini, meski masih di bawah 1% dari total potensi pasar, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama di negara-negara maju.
Adopsi institusional juga menjadi pendorong utama siklus pasar saat ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti MicroStrategy dan Metaplanet telah mengubah strategi mereka menjadi perusahaan yang berbasis Bitcoin, menjadikannya bagian dari cadangan korporat mereka untuk melindungi dari inflasi, lindung nilai terhadap risiko geopolitik, dan mitigasi fragmentasi akibat deglobalisasi. Kehadiran produk investasi seperti ETF Bitcoin juga semakin mempermudah akses bagi investor ritel maupun institusional, menghilangkan hambatan teknis yang sebelumnya ada.
