Argentina membekukan $3,5 juta USDT yang terkait dengan skema ponzi “Rainbowex”.
Investigasi terhadap skema ponzi Rainbowex sudah dilakukan selama beberapa bulan lalu, termasuk melakukan 15 aksi penggerebekan, penagkapan beberapa tersangka, dan surat perintah Internasional.
Aksi pembekuan USDT ini dilakukan dengan perintah pengadilan yang menginstruksikan Tether, perusahaan dibalik USDT, untuk melakukan pembekuan dana pada 24 Desember 2024.
Tether menggunakan mekanisme backlisting untuk melakukan pembekuan wallet yang terindikasi dalam aktivitas ilegal. Transaksi USDT pada dompet tersebut telah dihentikan sepenuhnya dengan fitur yang memang tersedia di dalam smart contract USDT yang memungkinkan kontrol terhadap aset dalam wallet.
USDT yang terindikasi tersebut telah dibekukan, lalu diganti dengan menerbitkan USDT baru dan mentransfernya ke wallet yang telah ditentukan pengadilan, untuk membantu mengatasi kerugian korban.
Kemampuan Tether untuk melakukan kontrol ini memicu kontroversi karena tidak sejalan dengan sifat desentralisasi stablecoin, yang seharusnya tidak bisa dikontrol oleh pihak lain termasuk perusahaan pemilik stablecoin.
Pakar blockhain, Rodrigo Mansila, menyebut mekanisme ini akan bermanfaat dalam penegakan hukum, namun beresiko menyebabkan kehilangan dana permanen.
Modus Operandi Rainbowex
Rainbowex menjalankan skema ponzi dan menipu pelanggannya. Mereka berpura-pura menjadi platform investasi kripto yang menjanjikan keuntungan besar untuk menarik calon korban. Dan dipromosikan oleh tokoh misterius yang dikenal dengan “La China”.
Setelah para investor melakukan penyetoran dana, mereka tidak dapat melakukan penarikan. Belakangan terungkap bahwa perusahaan tersebut tidak menggunakan blockchain publik, tetapi menggunakan blockhain tertutup.
Laporan pada Oktober 2024 mengungkap bahwa sekitar 20.000 orang telah menjadi korban investasi skema Ponzi Rainbowex.
