Amazon Gunakan Energi Nuklir untuk Dukung Pusat Data AI Hingga 2042

Amazon resmi menandatangani perjanjian besar dengan Talen Energy untuk memasok 1.920 megawatt (MW) energi nuklir hingga tahun 2042. Langkah ini diambil untuk mendukung kebutuhan energi pusat data Amazon Web Services dan fasilitas kecerdasan buatan (AI) di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Energi tersebut akan dihasilkan dari fasilitas nuklir Susquehanna milik Talen dan akan disalurkan melalui jaringan listrik lokal oleh PPL Electric Utilities. Uniknya, Amazon tidak langsung menerima listrik dari pembangkit, melainkan melalui jaringan, sehingga tetap berkontribusi terhadap biaya pemeliharaan grid melalui tarif layanan.

Menurut Presiden PPL Electric Utilities, Christine Martin, kehadiran pelanggan besar seperti pusat data justru menurunkan komponen biaya transmisi bagi pelanggan lainnya karena tingginya kontribusi biaya dari pelanggan besar.

Kesepakatan ini menegaskan bahwa kebutuhan daya untuk mendukung AI dan komputasi dengan kinerja tingkat tinggi semakin mendesak. Amazon juga bukan satu-satunya perusahaan raksasa teknologi yang beralih ke energi nuklir. Microsoft lebih dulu menjalin kontrak 20 tahun dengan Constellation Energy untuk menghidupkan kembali situs nuklir Three-Mile Island dengan pasokan 835 MW. Meta juga menandatangani kesepakatan serupa awal Juni untuk membeli 1,1 gigawatt daya nuklir selama 20 tahun.

Dukungan terhadap peralihan ke energi nuklir juga datang dari tokoh politik Amerika Serikat, termasuk mantan Presiden Donald Trump, yang menekankan pentingnya energi nuklir dalam mendorong kemajuan AI, kripto, dan sektor teknologi lainnya.

Previous Article

Bitcoin Dinilai Mampu Serap Pasar Treasury AS Senilai $30 Triliun

Next Article

Bitcoin Tahan Guncangan Geopolitik, Aliran Dana ETF Tembus $1,3 Miliar

Berlangganan Newsletter

Dapatkan update kripto terbaru langsung di email Anda
Pure inspiration, zero spam ✨