Platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) semakin memperketat keamanannya di tengah maraknya penipuan kripto. Tren ini dibuktikan dengan kolaborasi strategis antara agregator DeFi terkemuka, 1inch, dan Web3 Antivirus (W3A). Kemitraan ini bertujuan untuk membentengi pengguna dari ancaman seperti “honeypot,” peniruan token, dan “rug pull” yang semakin canggih.
Pada tahun 2024, Biro Investigasi Federal (FBI) melaporkan kerugian mencapai $9,3 miliar di Amerika Serikat akibat penipuan kripto. Modus operandi penipu pun bervariasi, mulai dari eksploitasi smart contract hingga airdrop token palsu. “Honeypot” misalnya, memikat korban dengan iming-iming keuntungan besar namun mencegah penarikan dana. Sementara itu, peniruan token—seperti memalsukan stablecoin USDT—digunakan dalam serangan “address-poisoning.” Mengingat 43% penipuan kripto baru terkait “rug pull” dan sepertiga berasal dari “honeypot,” keamanan proaktif menjadi krusial.
Integrasi teknologi W3A ke dalam 1inch menghadirkan pemindai token dan transaksi real-time yang secara otomatis menganalisis setiap kontrak dan alamat yang diakses pengguna. Sistem ini memberikan skor risiko dan menandai anomali sebelum transaksi ditandatangani, bahkan memperingatkan pengguna jika memilih token yang mencurigakan. Keunggulan kolaborasi ini terletak pada kecepatan dan sifat non-intrusifnya, memungkinkan W3A terintegrasi dalam waktu kurang dari dua jam tanpa mengganggu antarmuka 1inch atau menyebabkan lag.
Lapisan keamanan ini mencakup semua rantai yang kompatibel dengan EVM di 1inch, termasuk Ethereum dan Base, memastikan perlindungan konsisten di mana pun pengguna berdagang. Mesin risiko W3A mampu mendeteksi kontrak honeypot, token palsu, indikator rug pull, biaya predator, dan dompet yang masuk daftar hitam. Dengan deteksi instan ini, banyak penipuan dapat digagalkan sebelum merugikan pengguna, memberdayakan mereka untuk bernavigasi dengan aman di ekosistem Web3.